Lama Baca 3 Menit

Ahli Paleontologi Temukan Rumput China Ningcheng Berumur 125 Juta Tahun

06 April 2021, 12:56 WIB

Ahli Paleontologi Temukan Rumput China Ningcheng Berumur 125 Juta Tahun-Image-1

Ilustrasi Rumput Ningcheng - Image from Internet. Segala keluhan mengenai hak cipta dapat menghubungi kami

Nanjing, Bolong.id - Institut Geologi dan Paleontologi Nanjing, Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok pada Selasa (6/4) melaporkan bahwa bahwa tim peneliti ilmiah yang dipimpin oleh institut tersebut baru-baru ini menemukan Rumput China Ningcheng berusia 125 juta tahun di Kabupaten Ningcheng, Mongolia Dalam.

Rumput China ini adalah fosil monokotil paling awal yang ditemukan di dunia sejauh ini, memberikan dasar penting bagi penelitian ilmiah untuk evolusi tumbuhan. Monokotil adalah kelompok penting tumbuhan berbunga.

Sebagian besar tanaman pangan yang menjadi andalan manusia untuk bertahan hidup, seperti gandum, beras, sorgum termasuk dalam kelompok ini. 

 Namun, karena sedikit catatan fosil yang ditemukan sebelumnya, komunitas ilmiah memiliki sedikit pengetahuan tentang asal-usul dan sejarah monokotil.

Ahli Paleontologi Temukan Rumput China Ningcheng Berumur 125 Juta Tahun-Image-2

Ilustrasi Fosil Rumput Ningchenh - Image from Xinhua

Dilansir dari Xinhua pada Selasa (6/4/2021), Rumput China Ningcheng yang ditemukan kali ini berukuran panjang sekitar 26 cm dan lebar 5 cm, dengan akar, batang, daun, bunga dan organ penting lainnya dapat dikenali dengan jelas. 

Dilihat dari fosil, sistem akarnya memiliki akar lateral, batang memiliki ruas-ruas yang jelas, dan terdapat banyak daun pada batang. Daun Rumput China Ningcheng berbentuk ramping, urat-urat sejajar khas monokotil, dan penampilannya mirip daun jagung. Bagian atas tanaman juga memiliki bunga yang menyerupai malai sorgum, dan terdapat banyak bunga kecil.

 "Yang sangat langka adalah bahwa fosil yang ditemukan kali ini mengawetkan seluruh tanaman rumput China Ningcheng. Ini sangat mengurangi kesalahan yang mungkin disebabkan oleh spekulasi buatan dan penyambungan berbagai komponen, dan memberikan dasar fosil baru untuk studi evolusi tanaman," kata Wang Xin, seorang peneliti di Institut Geologi dan Paleontologi Nanjing dari Akademi Ilmu Pengetahuan China, yang memimpin penelitian ini.

Hasil penelitian yang relevan telah resmi diterbitkan dalam jurnal akademis paleontologi "Ancient World" yang diterbitkan pada edisi Maret. (*)